Minggu, 17 Juli 2016

Jangan Pernah Mengajukan Lima Pertanyaan Ini Saat Interview



Wawancara kerja adalah proses saling mengenal antara Anda dan perusahaan yang diwakili oleh interviewer. Seperti proses mengenal di interaksi mana pun, pertanyaan yang Anda lontarkan dapat meningkatkan maupun menurunkan kualitas pembicaraan, bahkan jika Anda sebetulnya tidak berniat tidak sopan atau sombong. Di situasi profesional, risikonya Anda bisa kehilangan kesempatan kerja. Agar sesi wawancara Anda berjalan lancar,hindari menanyakan beberapa pertanyaan di artikel ini.

1. "Berapa gaji dan benefit saya?"

Pertama-tama, Anda belum pasti diterima. Selain itu, Anda akan terkesan hanya tertarik dengan uang. Mungkin gaji menarik adalah salah satu alasan Anda melamar kerja di sana, tapi banyak perusahaan mencari individu yang loyal dan mampu menunjukkan antusiasme terhadap pekerjaan dan budaya kerja.

Alternatifnya: Biarkan pihak perusahaan yang pertama mengangkat topik ini atau jika Anda dipastikan telah diterima, tapi persiapkan diri Anda dengan informasi mengenai gaji rata-rata dalam industri sekiranya Anda perlumenegosiasikan nominal yang bisa Anda peroleh sekaligus benefit lainnya.

2. "Jam kerjanya bagaimana, ya?"
Tentu saja Anda perlu tahu jadwal dan rutinitas yang akan Anda hadapi, namun ada baiknya Anda tidak menanyakan hal ini di sesi awal wawancara. Anda tidak ingin interviewer menangkap kesan bahwa Anda adalah karyawan yang "teng-go" di sore hari, bukan?

Alternatifnya: Anda biasa akan mendapat klarifikasi mengenai jam kerja saat menandatangani kontrak atau Anda bisa bertanya saat ditawari pekerjaan. Jika memungkinkan, Anda juga bisa mencoba menegosiasikan jam kerja fleksibel sebagai bagian dari benefit Anda.

3. "Tadi Anda sudah baca CV saya, belum?" atau "Loh, sudah saya tulis di CV, kan?"Ketika Anda diminta untuk menceritakan tentang pengalaman kerja atau hal-hal seputar kredensial Anda, jangan pernah memberi respon ini, bahkan jika Anda merasa semuanya sudah tercantum dalam CV. Selain terasa kurang sopan, Anda bisa memanfaatkan momen ini untuk "pamer"?

Alternatifnya: Anda bisa mengulang kembali poin-poin yang tertera, lalu kembangkan lagi menjadi narasi. Misalnya jika Anda punya pengalaman mengait klien dan proyek besar di perusahaan lama, ceritakan tantangan yang Anda hadapi saat itu dan cara Anda menghadapinya.

4. "Kapan saya bisa bertemu dengan atasan?"
Dengan menanyakan hal ini, Anda mengasumsikan bahwa sesi wawancara saat ini tidak cukup penting dan Anda ingin berbicara langsung dengan individu yang membuat keputusan. Faktanya, setiap orang yang Anda temui di tiap jenjang wawancara punya andil besar dalam menentukan nasib Anda.

Alternatifnya:
 Jika wawancara Anda terdiri dari beberapa langkah, coba minta informasi mengenai langkah selanjutnya dan tanyakan apa yang perlu Anda persiapkan nanti.

5. Pertanyaan seputar perusahaan yang bisa dicari tahu sendiri
Tugas Anda saat interview adalah untuk menjadi kandidat terbaik dan salah satu caranya adalah dengan mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan dan memahami seluk beluk perusahaan tersebut. Bertanya tentang lini dan lainnya yang sebetulnya ada di Google atau tertera jelas di job description iklan lamaran hanya akan memberi kesan Anda kurang siap dan kurang berniat bekerja untuk perusahaan tersebut.

Alternatifnya: Daripada menanyakan pertanyaan generik yang bisa didapatkan dari internet, coba tanyakan pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh orang dalam perusahaan, misalnya kesan yang mereka dapatkan selama bekerja di perusahaan itu atau suasana kerja sehari-hari.

sumber: http://www.qerja.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar